Tuesday 4 February 2014

Remah Makanan Pembuka

Solo, 4 Januari 2014.

Halo.
Aku tidak tahu apa kalian berdua golongan selebtwit. Yang aku tahu kalian sama-sama menulis kisah dalam kumpulan cerita yang berbalut sampul mint yang lembut, Rasa Cinta. Aku suka.

Dalam buku yang ingin ku tahu siapa pemilik kursi dalam potret sampul nya itu, tak kurang dari tiga puluh delapan kisah indah dihidangkan. Namun Alena-Leo dan Aji-Dimas lah yang paling aku ingat. Rangkaian cerita panas dalam mangkuk yang berisi kata-kata sukses mengenyangkan aku. Cerita yang bersambung tersamar milikmu berdua, ingin ku visualisasikan menjadi Loenpia Udang dan Kaya Toast dalam satu piring, yang tak lupa diberi hashtag #foodporn kemudian diunggah, biar dunia tahu. Bila kedua cerita itu dirubah menjadi selayar sinema kelas dunia, bintang yang ku pilih adalah Joseph Gordon-Levitt, dia suka kerumitan yang dibalut dengan sederhana.

Aku tidak melebih-lebihkan. Sebagian besar kawan yang turut membaca, mengembalikan buku dengan menyebut empat nama tokoh-tokoh yang kalian ciptakan tadi. Remah cerita mereka jelas punya tempat di kepala kami.

Tapi belum pernah aku benar-benar menjelajahi tulisan virtual kalian. Sekali dua kali aku main, tapi belum pernah benar-benar berhenti dan membaca nya. Nanti, kalau waktu lapang itu tidak bohong akan kelapangannya, aku akan belajar dari halaman-halaman buku maya mu. Ku dengar, kalian lumayan sering jalan kesana-sini. Pasti di ruang bertajuk blog itu, banyak makanan berkisah indah dari tempat-tempat yang kalian singgahi, kan? Bagaimana kalau cecap-cecap cerita di setiap rasa di lanjutkan, @arievrahman dan @saputraroy?



Warmest regards,
From an appetizer platter.

1 comment:

  1. Ah, aku selalu bergidik tiap ada yang menyukai tulisanku.
    Dan, Avisena, terima kasih telah membaca dan menyukai Rasa Cinta. Buku penuh rasa yang kami susun dengan cinta.
    Alena - Leo, sungguh rasanya ingin menghidupkan mereka kembali, suatu saat nanti, entah disajikan kembali dalam bentuk cerpen, ataupun pada sebuah tulisan perjalanan.

    Sekali lagi, terima kasih!

    Mari kita mengumpulkan remah-remah perjalanan.

    ReplyDelete