Saturday 1 March 2014

Janji Tak Genap

Solo, 1 Maret 2013.

Hari ke 29. Akhirnya sempat waktu memasukkan irisan batang pohon ini ke dalam amplop.

Hai, teman-teman sesama penulis surat cinta. Berapa surat yang kalian titipkan dalam messanger bag coklat muda milik Tukang Pos tahun ini?
Sudah hari terakhir kedua, aku malu mencantumkann angka 30 setelah tanda tagar proyek ini. Karena banyak hari-hari ku lewatkan tanpa menulis surat cinta. Bukan nya sok sibuk, hanya tidak setiap hari aku bisa duduk berhadapan dengan keyboard sebelum jam 6 sore. Tanyakan juga pada keypad telepon genggam ku, huruf-huruf nya jarang ku salami satu-satu beberapa minggu terakhir.

Teman-teman sesama penulis surat cinta, dunia bilang apa tentang paragraf-paragraf cinta mu tahun ini?
Beberapa orang yang lewat mengatai surat ku hanya picisan, lho. Biasanya aku tertawa untuk membela diri, mengingatkan otak ku jika mereka mungkin tidak melewati sisa 335 hari lain menyimpan rasa kepak sayap kupu-kupu di dalam kotak draf berbentuk hati. Aku juga sering tertawa kecil sendirian, ketika ada yang menyukai surat-surat ku. Padahal surat cinta ku bukan untuk mereka, itulah cinta. Tanpa syarat.

Teman-teman sesama penulis surat cinta, bagaimana surat cinta merubah kisah mu tahun ini? Tidak seperti tahun sebelumnya, aku melewatkan kesempatan membayangkan wajah-wajah tujuan surat ku yang tersenyum membacanya. Rasanya tahun lalu amplop terakhir ku tutup dengan senang yang meletup-letup, kini tidak. Aku harap kalian sebaliknya. Semoga tukang pos yang kalian amati dari balik gorden, memasukkan balasan surat cinta dalam kotak pos depan rumah.


Warmest regards,
from the desire of stopping the ticking clock.