Wednesday 13 February 2013

Surat Terakhir yang Mampir ke Timeline-mu

Solo, 13 Februari 2013.


Buat Super Post-man, Kak Zia, yang setia mengantar surat saya meskipun lewat dari jam 6 sore.

Hai kak. Maaf ya kalau sok dekat, panggil - panggil ‘Kak’. Habis kalau panggil ‘Mas’ nanti saingan sama tukang nasi goreng langganan saya. Jadi gini kak, saya mau bilang terimakasih banyak sudah mau nge-retweet in surat saya setiap hari. Padahal kadang - kadang saya nge post di twitter nya kemalaman, tapi tetep di retweet sama kakak. Atau emang kakak nggak ada kerjaan? Apapun latar belakangnya, saya tetep terharu.

Tau nggak kak? Temen - temen saya sempat curiga saya punya pacar baru. Mereka kira surat cinta saya setiap hari itu untuk seseorang dengan akun @zulhaq_. Setelah saya jelasin, baru temen - temen tau, kalau Kak Zia itu tukang pos saya. Ya udah gitu aja. Mereka nggak tau kalau Kak Zia itu blogger dan writer. Bukannya nggak terkenal lho kak. Tapi emang kurang populer aja…

Eh kak, tapi makasih lho. Sudah bikin #30HariMenulisSuratCinta lagi tahun ini. Saya tahu program ini tahun lalu, tapi udah setengah jalan. Jadi nggak asik kalau nggak dari awal. Untungnya tahun ini tau lebih awal, jadi bisa ikutan. Untungnya lagi, gara - gara beberapa surat selama 30 hari belakangan, saya jadi lebih bahagia. Tau kan kak, kenapa? Namanya juga surat cinta =))

Kemarin saya nggak sempat nulis surat kak. Sore ketiduran dan baru bangun pukul 3 pagi. Yakali kakak mau terima surat saya pukul segitu. Padahal kemarin saya pingin banget nulis surat lho, kak. Kemarin kan hari ke-30, surat terakhir, temanya “Surat cinta untuk orang yang ingin ditemui di #Gathering30HariMenulisSuratCinta”, lagi. Sebenernya nggak ada yang ingin saya temui disana sih kak. Datang ke gathering nya pun nggak bisa karena beda kota. Tapi saya tetep pengen nulis surat terakhir kak, dengan tema yang sedikit dirubah, “Surat cinta untuk orang yang ingin ditemui setelah selesai menulis surat untuk #30HariMenulisSuratCinta”. Cie-in dong kak, cie-in!

Kak, menurut kakak saya pinter nulis nggak? Jangan jawab, “Enggak, kamu nggak pinter nulis, pinternya ngetik.” lho! Saya pingin, someday juga punya buku kayak Kakak, pinter nulis kayak temen - temen di Pos Cinta. Tapi untuk sekarang pokoknya doain saya lulus UN dengan baik dan lolos SBMPTN biar bisa belajar Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret ya, kak! Syukur - syukur ntar saya yang jadi Wedding Organizer nya Kak Zia -which is means nikahnya Kakak masih lama pake banget-.

Udah ya, Kak. Salam buat tukang pos yang lain, ya! Semoga Pos Cinta segera mengadakan program nulis berkala lagi! Ohya kak, kalau nunjukin retweet-an nya Kak Zia di toko buku, bisa dapet buku ‘Home Tweet Home’ gratis nggak?


Warmest regards,
Avisena Roosyida Ashari, cari aja di list followers kakak


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Thursday 7 February 2013

Lelaki Kesayangan Bapak


Solo, 7 Februari 2013.


Berita duka kembali menyapa. Ada yang berpulang. Kawan yang belum sempat aku kenal. Tuhan menitipkan padanya sebuah ujian, penyakit jantung. Darah dalam tubuhku berdesir kencang, di antara barisan pejuang ilmu pada apel pagi tadi. Teringat anak lelaki kesayangan bapak; Dik Ibnu.

Bapak adalah satu - satunya anak lelaki diantara keenam saudari perempuannya. Bapak anak pertama, yang kemudian dicontoh adik - adiknya yang pemberani, meskipun memakai rok. Tak heran dulu almarhumah Simbah sering mengejarnya sambil mengacung - acungkan sapu, sewaktu kecil. Mungkin, mungkin saja, itu yang membuat Bapak sangat ingin punya anak lelaki.

Dan bapak punya kamu, Dik Ibnu. Satu - satunya anak lelaki diantara aku dan kedua adik perempuanku -yang ketiganya, termasuk aku, seperti lelaki semaca kecil-. Aku rasa perasaan bapak waktu itu seperti anak Tionghoa yang melihat barongsai dan kembang api kemudian mendapat angpau pada imlek pertamanya, senang sekali. Bahagia itu sederhana. Meskipun Dik Ibnu hanya 42 hari dalam dekapnya, ia seperti selalu bangga pernah dihadiahi Tuhan anak yang tampan itu. Aku melihat dari matanya saat teman - teman lamanya menceritakan Dik Ibnu; berkaca bening namun tersenyum. Untung Bapak punya Ibu, dan kami, jadi kaca bening itu tidak pecah, terlebih tumpah.

Tuhan sudah menyempatkan bapak memiliki Dik Ibnu, anak lelaki kesayangan nya. Nanti, Bapak juga akan punya lagi anak lelaki yang dia idam - idamkan, lebih dari satu malah. Nanti, kalau waktunya memang sudah setepat yang ditulis dalam buku takdir. Siapa diantara kalian, yang bisa jadi anak lelaki kesayangan Bapak, lebih dulu? :)


Warmest regards,
Avisena, yang saat masa awal dalam perut Ibu mau dikasih nama Ibnu Sina.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Wednesday 6 February 2013

Aku Melihatnya Sore Itu



Solo, 6 Februari 2013.


Selamat sore. Lama aku tidak menulis untuk kamu. Setelah hari ke berapa itu, aku lupa. Aku ingin bercerita.

Kamu kenal kan, gadis kemarin sore itu? Aku melihatnya kemarin.
Ia lega. Gadis kecil pengidap asma-tidak-akut itu tertawa saja kerjanya. Hari itu. Sore itu.

Seperti menjemput embun - embun pembias pelangi. Cerah ceria. Tidak ngomel lah dia akan rute yang tidak hemat. Makin panjang jalan yang kamu ambil, dia makin suka. Sore itu.

Tidak gatal mulutnya merutuki lampu jalan yang pecah kacanya dan tak layak menghias kota. Meski ia melihatnya, matanya terlalu penuh untuk perduli. Sore itu.

Tatapnya tak lagi membalas sinis pada wajah - wajah mencibir yang tersebar di jalanan. Pun di tempat dia berhenti, hilang bara nya pada mereka. Sore itu.

Kamu tidak melihat dia menatap kosong menerawang, terlalu banyak berpikir. Seperti belakangan, kerut keningnya bertambah tegas setiap hari. Kerut itu tidak disana. Sore itu.

Dia layak mendaftarkan diri menjadi presenter Wide Shot, karena seperti acara itu, topiknya tidak habis habis. Sore itu.

Dia seperti terlalu sibuk untuk menengok pada bola mata yang mengulitinya dari pintu masuk sampai kemudian keluar lagi. Senyum dan tertawa saja maunya. Aku rasa, dia jatuh cinta, lagi. Sore itu.

*p.s. Jangan sampai ia tahu ia tengah jatuh cinta. Karena nanti, kalau dia patah hati, dadanya sesak. Asmanya mungkin bisa kumat.


Warmest regards,
Your shy-old-friend.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Tuesday 5 February 2013

Think About Tink


Solo, February 5th 2013.


To : Tink, Pixie Hollow, Neverland.

Hi Tink, I haven’t seen you in a while. No, it’s a long long time actually. How’s life? I hope you’re no longer bad behaving.

I want to know, who’s your crush now? Terence or Peter Pan? I prefer Terence, because Pan is too old, even if he’s living in Neverland, where he’ll never grow up. But while you’re choosing who’s the one, don’t forget to keep them both as your very bestfriend :)

Uhm actually Tink, i think i had a crush on somebody. I say this is crush because I’m not sure if it’s love. It’s kinda new. Like I never felt this before. But you’d feel the same thing if you had a crush on someone now, wouldn’t you? I let many chances gone all times. I always afraid of breaking someone’s heart, for fear of someone would broke mine too. Somehow I feel like this crush was love. And if it is, I’ll stick up for it. But how do I know if it’s love?

Oh my little green sugary, can you gimme a pouch of pixie dust? Fly me up! I want to stalk and see if this person feel the same way as I am. But I think he’s not. Because I’ve broke something. You’re really good in fixing, Tink. So, this is what i’ve broke, a situation. Can you teach me how to fix it?

Ah. How selfish I am. I forgot to ask about Pixie Hollow’s denizens! I miss them soooo much! Terence (again! but no i had no crush on him), Fawn, Blaze, Rosetta, Iridessa, Silvermist, Clank, Bobble, Fairy Mary, Queen Clarion and All Season’s Minister. Please send my love for them all. Oh ya, and Vidia too! I can barely wait for the new story from Pixie Hollow. Please reply my letter, Tink :)


Warmest regards,
The girl who always wants to hear a tickling bell in her sleeps.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Monday 4 February 2013

Cinta Yang Mana


Solo, 4 Februari 2013.


Surat ini kualamatkan untuk pos cinta, guna menjawab tanyaku tentang cinta.

Beberapa waktu lalu aku membaca buku Cerita Hati : Ini Cinta Pertama. Di dalamnya, para penulis meringkas cinta pertama mereka dalam sebuah cerpen. Itu kisah nyata, katanya.

Ada yang merasakan cinta pertama waktu kelas 1 SD. Ada yang jatuh cinta untuk pertama kali waktu SMP atau SMA. Bahkan ada yang menyimpan cinta pertama -yang biasanya memang tidak terungkap- selama 18 tahun. Yang menarik, ada juga yang merasakan cinta pertama pada orang kelima.

Aku ingin tahu, yang mana cinta pertama ku?

Apa setiap kamu ingin cepat - cepat sampai ke sekolah, demi melihat dia di tempat parkir sepeda, itu cinta?
Apa ketika kamu mencari - cari cara untuk sekedar melihatnya dari balik jendela kelas, itu cinta?
Apa ketika kamu pergi ke tempat yang tidak biasa kamu datangi, karena ingin mendengar suaranya, itu cinta?
Aku (merasa) pernah merasakan yang itu. Yang ada kupu - kupu dalam perut, yang setelah pulang terasa seperti maag dan mual. Something they called eerie feelings.

Ada yang aku lupa, ada yang aku rasakan berulang kali. Cinta pertama, haruskah yang benar pertama? Apa bedanya dengan cinta monyet? Sebenarnya, fase mana dulu yang harus kita lalui, cinta monyet atau cinta pertama? Kalau cinta monyet terjadi antara anak dibawah umur, berarti setelah itu baru cinta pertama? Lantas, mereka yang merasakan pertama kali jatuh cinta pada usia dewasa, apa cinta monyet juga? Apa cinta monyet dan cinta pertama itu sama?

Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama itu yang selamanya.”
Aku rasa, itu cinta sejati.
Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama itu kekasih pertama.”
Aku rasa, sebelum kekasih pertama ada cinta yang tidak kamu resmikan.
Teman - temanku menjawab, “Cinta pertama adalah yang tak akan kamu lupa.”
Aku rasa, itu tergantung bagaimana kita mengingatnya, sebagai kisah kasih, atau cerita lama.

Lalu yang mana cinta pertama? Ada sebuah kutipan di satu cerita pendek dalam buku Cerita Hati : Ini Cinta Pertama. Aku suka, tapi aku sedikit lupa. Kurang lebih begini, “Yang jelas, cinta sejati tak akan terjadi sebelum cinta pertama.” Lalu, apa cinta pertama itu selalu bukan cinta sejati? Aku juga tidak tahu.


Kutanyakan pada mereka, “Apa cinta pertama kita sama dengan orang dengan orang itu? Apa kita juga cinta pertama nya?”
Teman - temanku menjawab, “Itu yang tidak pasti, mereka mungkin pernah mencintai orang lain lebih dulu.”

Tapi mau cinta pertama, atau terakhir -nantinya-, cinta adalah ketika kamu hanya perlu menjadi kamu, dalam zona nyaman kalian. Kalian. Bukan begitu?


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Sunday 3 February 2013

Sister Another Mother


Solo, 3 Februari 2013.


To: Miss Rempong @vinnamitha

Ini surat yang kamu minta, di tengah perjalanan menuju ke pusat kota kemarin.

Nulis apa, ya? Kita ketemu hampir setiap hari. Senin - Jumat full day. Belum kalau ditambah Sabtu - Minggu main. Nggak mungkin aku tanya, “Apa kabar?”. Karena aku tahu kabarmu setiap hari baik, cuma sering lupa makan dan jadi maag, juga lupa minum dan jadi dehidrasi. Pacarmu biasanya ngomel - ngomel kalau tahu.

Flashback bentar deh, vin. Kita kenal awal - awal kelas 10 ya. Waktu itu aku takut lho sama kamu, udah tinggi banget mukanya judes lagi. Tapi ternyata kamu baik hati, nggak sombong, tapi nggak rajin nabung karena shopping mulu.

Aku rasa yang mendekatkan kita adalah selera; selera kuliner terutama. We made a perfect team in our cooking-time. Ingat kan, Rainbow Cake yang kita kerjakan dari sore sampai jam 11 malam teksturnya bantat, tapi kita tetap suka menghiasnya. Juga Chicken Parmesan kita yang selalu berhasil, meskipun tidak pernah benar - benar pakai keju parmesan -selalu keju kraft quick melt. Kalau kita pesan makanan, lagak kita udah kayak Pak Bondan, ada aja komen nya. Mulai dari jajanan Takoyaki yang agak gosong gara - gara mas nya ngga fokus, sampai Farfalle Alfredo yang terlalu creamy dan membuat kita kekenyangan sebelum sepiring pasta itu tandas.

Eh, kita lama nggak wisata kuliner, ya vin? Cita - cita menyeruput wedang dongo di Keprabon belum kesampaian. Meskipun kita sudah pernah meminumnya, tetap kepingin di-komen berdua, ya? Dasar kita Miss Comment. Nggak apa - apa deh, yang penting nggak Miss Nyacat :))

Tapi kamu itu temen-beneran-temen ku lho vin. Yang berani bilang bagus kalau emang bagus, dan jelek kalau emang jelek. Kita nggak saing - saingan buat jadi lebih bagus, atau bikin satu sama lain jadi lebih jelek. Kita sering empet menyimpan rahasia, sampai ketika benar - benar nggak kuat dan akhirnya cerita, ternyata yg dipikirin sama. We’re clearly sister another mother.

Kadang kita juga beda opini. Suka ribut kalau nyasar di jalan, salah - salahan padahal memang nggak ada yang benar. Kamu yang cenderung rempong, dan aku yang (sok sok an) go with the flow. Atau gantian aku yang panik, kamu yang stay cool. Aku suka buku, dan kamu nggak suka. Aku maju ke depan kelas dengan PD level nggak tahu malu, kamu selalu grogi dan lupa mau ngomong apa, terus ketawa - ketawa nggak jelas. Terus aku cepet kalau siap - siap, dan kamu lamaaa karena muter kesana kemari, dan sering salah ambil jalur di jalan. Tapi a-z diatas nggak mempersulit kita jadi teman baik, karena kita nggak peduli yang begituan. Ye kan, sis? (ini bukan lapak jualan onlen)

Kita ini macem kata orang vin, kenal pertama nggak sengaja nginjek kaki aja minta maaf nya beribu - ribu kali, lama - lama gebuk - gebukan juga no problemo. Itulah, temen-beneran-temen. Nanti habis UN kita rayakan dengan ngakak di sepanjang jalan lagi, ya! Dan semoga kita nggak lupa caranya ngetawain hal - hal nggak lucu, nanti waktu kamu sudah jadi Bu Dokter, atau mungkin aku sudah jadi Public Relation Officer. Amin.

Udah ah. Kita udah tahu ini, kenapa pake ditulis di surat? Tu’un banget aku yg nulis, dan kamu yg minta ditulisin.
Dadah vin!


Warmest regards,
Tantenya pacarmu.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

Saturday 2 February 2013

Andai

Solo, 2 Februari 2013.

Apa andai mengindahkanmu?
Mengapa aku rasa tidak?
Tapi andai membahagiakanmu.
Andai meminjamkan satu jumput serbuk yang menenangkan.
Andai punya cara untuk membuat esok terlihat lebih baik.
Kamu kerap kali menginginkannya hadir, andai.
Adakah ia benar mengindahkanmu?
Andai kita tahu apa andai mau.


Warmest regards,
Pengandai-andai, yg merasa aneh setelah membaca kata andai berkali-kali, andai saya tahu kenapa.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)