Wednesday 30 January 2013

Yesi, Tetangga Gue


Solo, 30 Januari 2013.


Teruntuk teman yang ingin kotak surat nya terjamah tangan Pak Pos.

Heh.
Ini jawaban dari tantanganmu; menulis kisah semasa SD. Ini temanya surat cinta men, apa di SD kita tau tentang cinta - cintaan? Kita nostalgia sajalah, ya?

Aku mengenalmu saat kelas 4 SD, kalau tidak salah. Karena sama - sama terpilih mewakili kelas untuk lomba Pramuka : Pesta Siaga. Aku belum mengenal banyak teman diluar kelasku, kala itu.
Kita sama - sama jadi ketua regu. Kalau guru - guru yang memilih kita jadi pemimpin waktu itu tahu seperti apa kita sekarang, dia mungkin menyesal. Sampai kita tumbuh sebesar ini, tidak ada sisa - sisa keseriusan pemimpin. We always giggles, laughing at nothing.

Back to the nostalgia session. Setelah kenal, baru ku tahu kalau rumah kita berdekatan. Kita kadang bertemu di acara pengajian di masjid sekitar tempat kita tinggal. Aku menyanyi dalam kelompok TPA ku, dan kamu membaca puisi mewakili kelompok TPA mu. Kita payah.
Waktu SD, itu memang aku yang galak atau kamu yang cupu? Senjataku menjambak waktu itu, kalau diejek. Dan kamu, serta duo Navis-Ersan lumayan rajin kena jambak. Rambut kalian sering rontok di tanganku -kecuali Ersan yang berpotongan rambut cepak-. Kuat sekali tanganku, ya? Apa sakit? Ya maaf.

Beranjak kelas 5 atau 6, aku lupa, kita mulai bersepeda ke sekolah. Kita dan beberapa teman yang rumahnya berdekatan, sering pulang sekolah lewat rute yang sama. Atau kita ber-banyak, aku lupa jumlahnya, tukar-tukaran sepeda dan mengayuh mengitari daerah dekat sekolah. Sembari menunggu ekstrakulikuler qasidah dimulai. Qasidah. Aku ngakak sekarang.
Kadang - kadang, kita pulang naik angkutan umum. Mobil kuning dengan stiker angka 03, yang jalannya lebih lama dari pada antri masuk surga. Kita turun di gang yang sama, satu - satunya perjalanan yang aku ingat dengan kamu adalah ketika aku memutuskan tali ranselmu. Aku menariknya hingga dull -bacanya dol aja kalau bahasa Jawa-. Dan kamu cuma cengengesan "Hehe ora opo - opo", sambil memamerkan gigimu yang besar - besar. Sama ketika aku marah dan membuang topi favoritmu ke tempat sampah. Kamu juga tidak marah dan cuma cengengesan. Ya ampun, maaf ya. Aku memang jahat dan kamu memang… cupu.

But look at you know, calon selebtwit nya Solo ya, Mas? You’re quiet smart to play with words now. Jadi ingat, waktu kita ejek - ejekan via status facebook -itu jamannya tag nama di facebook lagi keren-. Beberapa menit kemudian friend request ku penuh dengan orang - orang yang ada keterangan mutual friends dengan akunmu. I guess you turn to be an ‘it guy’ now, dude. Ojo gede sirahe, ndak topi Bboy mu ra cukup. Tapi aku berdoa supaya kamu kalau sudah sukses tidak jadi sombong. Ingat, padi semakin berisi semakin merunduk. Ya, kamu tidak mirip padi, kamu mirip lele kata Intan, tapi tirulah padi. Ingat, kamu harus selalu rendah hati -ini macem mau ikut IMB-.

Sudah cukup kan, nostalgia nya? Apa perlu ditambahi bagian sepedamu hilang dan kamu pasang muka-siap-nangis-takut-dimarahi-bapak itu? Aku tidak terlalu ingat dengan spesifik lagi masa SD. Bagaimana dengan ingatanmu? Masih sesegar bandeng di pasar pagi hari kah?

Untuk teman SD setengah tetangga; @rijalajiz

Warmest regards,
Mantan ketua barung merah PI.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

No comments:

Post a Comment