Saturday 26 January 2013

Untuk Macila


Solo, 26 Januari 2013.


It’s been 5 months we didn’t see you, mate! And we’re missing you so much!

Macila, kamu apa kabar? Cepat sekali kamu perginya. Kami sudah mau Ujian Nasional lho. Setiap hari obrolan kami seputar bagaimana kami akan masuk ke perguruan tinggi. And we’re wondering which college you’d go if you were here. Tapi pasti lebih enak disana, ya? Di sisi Allah :)

Teman - teman masih sering berkunjung ke tempat peristirahatan terakhirmu, ya? Maaf aku belum kesana, Cil. Teman macam apa ya, aku ini? Padahal aku sering lewat daerah situ. Maaf sekali, nanti insyaallah kalau ada teman aku kesana.

Cil, makasih ya sudah jadi contoh buat kami. Kami merasa kecil sekali sejak kamu pulang. Ternyata selain Allah, banyak sekali yang sayang sama kamu. Bahkan sebelum kamu benar - benar pulang. Lobi rumah sakit juga jadi saksi waktu itu. Banyak yang kami pelajari dari kamu, Cil. Sisa kisah yang dibicarakan semua orang setelah kamu pergi, tidak pernah tidak baik tentang kamu. Kamu memang selalu baik, dulu sampai sekarang bahkan besok. Kamu, inspirasi kami untuk jadi lebih baik, lebih disayang Allah.

Aku ingat, waktu awal - awal kepulanganmu. Setiap aku dan teman - teman ke rumahmu, Papa, Mama, dan Kakak - kakak mu menahan kami untuk cepat - cepat pulang. Rindu cerewetnya kamu memenuhi rumah itu. Kami pun juga, Cil. Rindu logat Jakarta-cenderung-Sunda mu yang tidak hilang - hilang meskipun berbelas tahun di lingkungan orang Jawa.

Kemarin Jumat giliran angkatan kita perform di depan satu sekolah lho. Awalnya kami mau bikin flashmob, tapi Kepala Sekolah mintanya drama yang berhubungan dengan Maulud Nabi. Padahal kami sudah bikin konsep lho. Kalau kamu ada disana kamu juga mungkin sudah teriak - teriak sambil lompat - lompat. Karena bukannya latihan dengan benar, kami malah ajojing nggak jelas. Tapi alhamdulillah drama kami berjalan lancar. Teman - teman senang sekali waktu adegan perang. Mana ada perang sambil cekakakan? Tapi kalau ada kamu, mungkin cekakakan nya jadi makin seru, ya? Dan kami tahu, kamu juga ada disana kemarin. Jangan lupa datang ke Graduation nya kita nanti, ya Cil!

Oh iya, Cil. Aku juga suka puisi karyamu dalam proyek Sajak Dalam Nama. Kata Pak Guru, nanti kalau lulus karya kita semua akan dikumpulkan dan dijadikan buku! Dan aku yakin, puisimu untuk Ajeng, yang paling kamu kasihi, menjadi puisi yang paling indah di dalamnya. (Psst, puisinya boleh ya, dibaca Tukang Pos ku?)

PICISAN 

Malam
Untukku, juga untukmu
Harmoni kerinduan ini
Akankah kau mendengar saat ku meneriakkan rindu?
Menuntunku kepada jalan gelap tanpa lentera
Mampukah aku melewatinya? Sampai kapan?
Aku tetap milikmu
Diantara ruas ruas malam

Aku rindu … rindu … rindu …
Cerita lama
Ingatkan aku kepada
Langkah yang mengantar kita pada perpisahan

Ah …
Dirimu tiada tergantikan
Ingat bahkan tak ku beri syarat untuk mengingat
Tersambung, picisan yang terdahulu
Ingatlah tentang itu
Yang terkasih …
Ajeng …


We really are glad to ever have you here, Cil. We really are thank God for ever be your bestfriends. We really are wants to be just like you; leaving many good memories, and loved by all people surrounds even if you’re not there anymore. Kamu sudah menghabiskan masa indah di Al - Firdaus selama 8 tahun lebih, sejak SD. Semoga nanti kita bertemu lagi di masa yang lebih indah. Tunggu kami di Firdaus yang sesungguhnya, ya?


Untuk teman tersayang kami : M. Acil Aditya a.k.a Acil a.k.a Macila kata I’am
(15 Juni 1995 - 8 Agustus 2012)

Warmest regards,
Saya yang belum bisa sebaik kamu.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

No comments:

Post a Comment