Thursday 7 February 2013

Lelaki Kesayangan Bapak


Solo, 7 Februari 2013.


Berita duka kembali menyapa. Ada yang berpulang. Kawan yang belum sempat aku kenal. Tuhan menitipkan padanya sebuah ujian, penyakit jantung. Darah dalam tubuhku berdesir kencang, di antara barisan pejuang ilmu pada apel pagi tadi. Teringat anak lelaki kesayangan bapak; Dik Ibnu.

Bapak adalah satu - satunya anak lelaki diantara keenam saudari perempuannya. Bapak anak pertama, yang kemudian dicontoh adik - adiknya yang pemberani, meskipun memakai rok. Tak heran dulu almarhumah Simbah sering mengejarnya sambil mengacung - acungkan sapu, sewaktu kecil. Mungkin, mungkin saja, itu yang membuat Bapak sangat ingin punya anak lelaki.

Dan bapak punya kamu, Dik Ibnu. Satu - satunya anak lelaki diantara aku dan kedua adik perempuanku -yang ketiganya, termasuk aku, seperti lelaki semaca kecil-. Aku rasa perasaan bapak waktu itu seperti anak Tionghoa yang melihat barongsai dan kembang api kemudian mendapat angpau pada imlek pertamanya, senang sekali. Bahagia itu sederhana. Meskipun Dik Ibnu hanya 42 hari dalam dekapnya, ia seperti selalu bangga pernah dihadiahi Tuhan anak yang tampan itu. Aku melihat dari matanya saat teman - teman lamanya menceritakan Dik Ibnu; berkaca bening namun tersenyum. Untung Bapak punya Ibu, dan kami, jadi kaca bening itu tidak pecah, terlebih tumpah.

Tuhan sudah menyempatkan bapak memiliki Dik Ibnu, anak lelaki kesayangan nya. Nanti, Bapak juga akan punya lagi anak lelaki yang dia idam - idamkan, lebih dari satu malah. Nanti, kalau waktunya memang sudah setepat yang ditulis dalam buku takdir. Siapa diantara kalian, yang bisa jadi anak lelaki kesayangan Bapak, lebih dulu? :)


Warmest regards,
Avisena, yang saat masa awal dalam perut Ibu mau dikasih nama Ibnu Sina.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

1 comment: