Wednesday 6 February 2013

Aku Melihatnya Sore Itu



Solo, 6 Februari 2013.


Selamat sore. Lama aku tidak menulis untuk kamu. Setelah hari ke berapa itu, aku lupa. Aku ingin bercerita.

Kamu kenal kan, gadis kemarin sore itu? Aku melihatnya kemarin.
Ia lega. Gadis kecil pengidap asma-tidak-akut itu tertawa saja kerjanya. Hari itu. Sore itu.

Seperti menjemput embun - embun pembias pelangi. Cerah ceria. Tidak ngomel lah dia akan rute yang tidak hemat. Makin panjang jalan yang kamu ambil, dia makin suka. Sore itu.

Tidak gatal mulutnya merutuki lampu jalan yang pecah kacanya dan tak layak menghias kota. Meski ia melihatnya, matanya terlalu penuh untuk perduli. Sore itu.

Tatapnya tak lagi membalas sinis pada wajah - wajah mencibir yang tersebar di jalanan. Pun di tempat dia berhenti, hilang bara nya pada mereka. Sore itu.

Kamu tidak melihat dia menatap kosong menerawang, terlalu banyak berpikir. Seperti belakangan, kerut keningnya bertambah tegas setiap hari. Kerut itu tidak disana. Sore itu.

Dia layak mendaftarkan diri menjadi presenter Wide Shot, karena seperti acara itu, topiknya tidak habis habis. Sore itu.

Dia seperti terlalu sibuk untuk menengok pada bola mata yang mengulitinya dari pintu masuk sampai kemudian keluar lagi. Senyum dan tertawa saja maunya. Aku rasa, dia jatuh cinta, lagi. Sore itu.

*p.s. Jangan sampai ia tahu ia tengah jatuh cinta. Karena nanti, kalau dia patah hati, dadanya sesak. Asmanya mungkin bisa kumat.


Warmest regards,
Your shy-old-friend.


(originally posted in avirosas.tumblr.com by @avirosas for #30HariMenulisSuratCinta Challenge 2013 by @PosCinta)

No comments:

Post a Comment