Friday, 30 May 2014

Awaken

First thing first, I thank Gogirl! magazine for bringing RI (Republik Indonesia) issue for their May edition.

I remember when my dad asked me if the major i choose is under social and political science faculty. He said, "Don't be too political." It's not that my dad dislikes political things, I guess media just constructed his mind too much. Ya kno, many kinds of media are more often proclaim bad news than a good one. But studying media as the main object 'forced' me to more concern about both good and bad substances, including political issues. And the more I care, the more I feel like my brain's lack of political knowledge. Lucky me, I surrounded by knowledgeable environment. They bring this issue in a chitchat so I feel it less onerous.

It's not that I'm getting more political now, believe me I'm the girl who never sit on front-row seat in politics class. But I do care about the real situation. I used to think it's because next July will be my first time voting for President Election, so may be all teens at my age feel the same way. Until I had some convo before the Legislative Election  last April. One of them was this,
Me: Don't forget to use your vote tomorrow, guys!
Le friend(s): Not interesting... We don't even know which one is better than another
Me: But at least you'd use it in a proper way
Le friend: I bet you're one of those Executive Board Student kiddos.

Monday, 19 May 2014

2014 : 1st Quarter

Wello.

Been leaving this page for months. It's not about I'm busy surviving my boat moving around deathly triangle of college -cause everyone in college are doing the same. I guess  it's a kind of peer pressure for me being surrounded by great writers, or I'm just afraid that no one likes my post. Slap me now with "who cares anyway you can post anything" mantra.
The deathly triangle

Saturday, 1 March 2014

Janji Tak Genap

Solo, 1 Maret 2013.

Hari ke 29. Akhirnya sempat waktu memasukkan irisan batang pohon ini ke dalam amplop.

Hai, teman-teman sesama penulis surat cinta. Berapa surat yang kalian titipkan dalam messanger bag coklat muda milik Tukang Pos tahun ini?
Sudah hari terakhir kedua, aku malu mencantumkann angka 30 setelah tanda tagar proyek ini. Karena banyak hari-hari ku lewatkan tanpa menulis surat cinta. Bukan nya sok sibuk, hanya tidak setiap hari aku bisa duduk berhadapan dengan keyboard sebelum jam 6 sore. Tanyakan juga pada keypad telepon genggam ku, huruf-huruf nya jarang ku salami satu-satu beberapa minggu terakhir.

Teman-teman sesama penulis surat cinta, dunia bilang apa tentang paragraf-paragraf cinta mu tahun ini?
Beberapa orang yang lewat mengatai surat ku hanya picisan, lho. Biasanya aku tertawa untuk membela diri, mengingatkan otak ku jika mereka mungkin tidak melewati sisa 335 hari lain menyimpan rasa kepak sayap kupu-kupu di dalam kotak draf berbentuk hati. Aku juga sering tertawa kecil sendirian, ketika ada yang menyukai surat-surat ku. Padahal surat cinta ku bukan untuk mereka, itulah cinta. Tanpa syarat.

Teman-teman sesama penulis surat cinta, bagaimana surat cinta merubah kisah mu tahun ini? Tidak seperti tahun sebelumnya, aku melewatkan kesempatan membayangkan wajah-wajah tujuan surat ku yang tersenyum membacanya. Rasanya tahun lalu amplop terakhir ku tutup dengan senang yang meletup-letup, kini tidak. Aku harap kalian sebaliknya. Semoga tukang pos yang kalian amati dari balik gorden, memasukkan balasan surat cinta dalam kotak pos depan rumah.


Warmest regards,
from the desire of stopping the ticking clock.

Saturday, 22 February 2014

Petrichor

Solo, 22 Februari 2014.

Aroma familiar menyapa hidung, asalnya mengarah pada tanah coklat kehitaman.
Aroma sehabis hujan; damai.

Halo, paket kiriman malaikat Mikail. Rajin sekali datang akhir-akhir ini. Dua hari terakhir, selalu tiba di tengah hari, pukul dua belas lewat sedikit. Dua hari terakhir ini pula, aku hanya melihat mu dari dalam gedung di daerah pusat kota. Diantara buku-buku dan halaman paper yang terasa sangat fals dengan akhir minggu, sapaan mu membuat aku bersemangat untuk segera keluar.

Tadinya sebelum kamu datang, aku sibuk bergumul dengan kata-kata yang minggu depan sudah harus tercetak pada lembar-lembar hvs. Dingin nya angin dari air conditioner, juga dua telinga yang tersumpal tembang-tembang Imagine Dragons hingga Icona Pop tak bisa mengalihkan tangan untuk tidak memijat-mijat dua sisi pelipis. Bahkan sinyal WiFi yang lebih penuh dari pada di rumah pun tidak membuat gumpal daging dalam kepala ku mengendurkan sedikit tali yang mengikat. Kaget mungkin, baru kembali memutar sendi-sendi pemikir nya.

Setelah melihatmu dari sisi lain jendela, aku menyapukan dua bola coklat tua ke seluruh ruangan. Di sudut-sudut nya ada pria-pria cilik berseragam bersama-sama membaca Science Dictionary dengan mata berbinar, ada yang bersandar santai di kursi sambil membolak-balik buku metode penelitian bersampul lusuh, di balik meja sirkulasi beberapa karyawan tergelak gembira dan saling mencicipi bekal pada jam istirahat kantor. Then ask myself why so serious?

Setelah menit-menit terderas kamu turun, itu yang aku tunggu. Ku pindahkan penat-penat tadi sejenak dalam jurnal kuning ku. Bersiap menuruni tangga dan keluar untuk menyapa mu, mempersilahkan untuk singgah pada dua pulmo ku yang sedari tadi menghirup O2 palsu. Halo, petrichor, pengingat rasa relaksasi.


Warmest regards,
Gadis yang kurang paham susunan benzana.

Tuesday, 18 February 2014

'Dating' Mr.Postman

Solo, 18 Februari 2014

Sebelum surat cinta tahun ini, aku tidak mengenalmu. Sekalipun username sebelas digit huruf milik mu kerap berseliweran di timeline twitter ku, jari-jari ku tidak pernah penasaran untuk menekan huruf-huruf biru itu. 

Tapi segera setelah ku dengar suara mu melalui Soundcloud, aku ingin mendengar mu bicara di depan mata. Tidak, jangan bicara.
Deklamasikan rangkaian kata mu yang rapi itu, Kak.
Akan kudengar baik-baik cerita mu di sisi kursi kemudi.
Jangan lupa nanti selipkan sedikit tawa kecil mu diantara diksi yang kau pilih untuk ku.
Setelahnya mungkin akan terlihat bayangan wajah ku yang tersenyum dikulum pada kaca jendela Agya milik Bosse Pos Cinta.

Nanti, selagi city car yang ramah lingkungan ini melaju di bawah lampu-lampu kota, tolong ajari aku memilih kata selain cinta untuk mengisahkan cinta.
Atau, beritahu aku rahasia sosok dibalik inspirasi skrip soundcloud mu.
Imbalannya akan ku beritahu juga tujuan surat ku yang katamu enak dibaca, beberapa waktu lalu.

P.S. Mungkin aku akan banyak tanya mengapa beberapa kali surat ku terlewat oleh mu.


Warmest regards,
le new friend.