Tuesday, 10 February 2015

Untuk Yang Keduabelas, Desember

10 Februari 2015


Apa kabar, Desember, rasanya kamu begitu jauh. Padahal dua bulan ke belakang, dinginmu terasa dekat. Sampai Januari datang, merebut perhatian, menjauhkanmu.
Maaf ya Desember, saat kamu datang, kami selalu sibuk menyelesaikan dan merayakan ini itu. Kemudian bersantai tak mau melihat kalender pada halamanmu. Tapi terimakasih ya, Desember, sudah mau menyediakan tiga puluh satu hari yang penuh.
Desember, banyak orang tak suka padamu, karena kedatanganmu beriringan dengan awan hitam tempat air hujan bersembunyi. Dibaliknya, mereka tidak tahu, dingin mu datang untuk mendekatkan, dingin mu datang untuk menghangatkan.
Desember, namamu sering dituliskan pada bait-bait lagu cinta, cinta yang kandas, sayangnya. Seperti lagu pilihanku untuk karaoke; Back To December milik Taylor Swift.
Sampai kita jumpa setelah sepuluh bulan yang lain lewat, ada secarik cerita untuk mu, tentang Desember milik ku.

Desember membuka pintu akhir tahun dengan mesra, katanya, "Selamat datang." Minggu pertama baik saja, sampai pada akhir minggu nya, saat sup berisi pengalaman pertama tak sengaja terbumbui terlalu banyak merica; sedikit pedas. Tapi aku suka mengingatnya, karena layar berpendar dan cerita dibaliknya dalam suratku kemarin, beralamatkan disana. Minggu kedua, merica ku tumpah lebih banyak lagi, kian pedas saja. Aku mulai tak menyukaimu, Desember. Hingga minggu ke tiga dan ke empat datang, cinta naik kadarnya, terjun bebas membahagiakan. Tutup tahun ku terbungkus manis karena pita cerita dari mu, Desember.
Bisakah beritahu bulan lain untuk beri aku semangat yang sama?



Dari yang menunggumu segera datang, lagi.

No comments:

Post a Comment